Menaker Yassierli: BPVP Banda Aceh Kunci Cetak Tenaga Kerja Unggul Berdaya Saing

Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menggarisbawahi peran krusial Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Banda Aceh dalam upaya mencetak tenaga kerja unggul dan berdaya saing. Penegasan ini disampaikan dalam rangkaian kunjungan kerja Menaker ke BPVP Banda Aceh pada Kamis, 25 September 2025, yang menjadi momentum penting bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia di Provinsi Aceh.
Dalam kunjungan tersebut, Menaker Yassierli menekankan urgensi menumbuhkan ekosistem inovasi di lingkungan BPVP. Pentingnya inovasi ini menjadi fondasi utama dalam menghasilkan tenaga kerja yang adaptif terhadap perubahan zaman dan memiliki keterampilan yang relevan dengan kebutuhan industri.
Membangun Ekosistem Inovasi: Kunci Utama Peningkatan Kualitas SDM
“Tantangan kita adalah menumbuhkan ekosistem inovasi,” ujar Menaker Yassierli dalam keterangan tertulis yang dirilis pada Jumat, 26 September 2025. Ia berharap, dari BPVP Banda Aceh akan lahir inovasi-inovasi kreatif yang mampu bersinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk perguruan tinggi dan dunia usaha.
Sinergi ini diharapkan dapat menciptakan ekosistem yang kondusif bagi pengembangan keterampilan dan pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan pasar kerja. Hal ini akan mendorong terciptanya tenaga kerja yang tidak hanya memiliki kemampuan teknis, tetapi juga mampu beradaptasi dan berinovasi.
Soft Launching Talent and Innovation Hub: Wadah Generasi Muda Berkembang
Sebagai bagian dari upaya peningkatan kualitas SDM, Menaker Yassierli juga melakukan soft launching Talent and Innovation Hub di BPVP Banda Aceh. Pusat inovasi ini diharapkan menjadi wadah bagi generasi muda untuk mengembangkan keterampilan, kreativitas, serta menciptakan ide-ide baru yang mendukung pembangunan ketenagakerjaan di Aceh.
Kehadiran Talent and Innovation Hub menjadi bukti komitmen pemerintah dalam menyediakan fasilitas yang mendukung pengembangan potensi generasi muda. Pusat ini akan memfasilitasi berbagai kegiatan pelatihan, workshop, dan inkubasi bisnis yang berorientasi pada peningkatan keterampilan dan daya saing.
Pelatihan dan Kerjasama: Memperluas Jangkauan dan Peluang
Menaker Yassierli juga membuka secara resmi Pelatihan Project Based Learning (PBL) Batch III dan Pelatihan Kerja Sama dengan Kementerian Sosial untuk Disabilitas. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyediakan pelatihan yang inklusif dan relevan dengan kebutuhan pasar kerja.
Pelatihan PBL memberikan pengalaman belajar yang lebih praktis dan berorientasi pada proyek nyata, sehingga peserta pelatihan dapat langsung mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang mereka peroleh. Sementara itu, pelatihan untuk disabilitas merupakan upaya untuk memberikan kesempatan yang sama bagi semua warga negara untuk mengembangkan diri dan meraih pekerjaan yang layak.
Baca Juga: Dana Rp 183,4 Triliun Diperlukan untuk Pembebasan Biaya Pendidikan SD-SMP Swasta dan Negeri
Penandatanganan Nota Kesepahaman: Membangun Kemitraan Strategis
Pada kesempatan yang sama, dilakukan penandatanganan nota kesepahaman antara BPVP Banda Aceh dengan berbagai pemangku kepentingan. Langkah ini bertujuan untuk memperluas jejaring pelatihan dan penempatan kerja, sehingga lulusan BPVP memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan pekerjaan.
Kemitraan strategis ini diharapkan dapat menciptakan sinergi antara pemerintah, dunia usaha, dan lembaga pendidikan dalam upaya menciptakan tenaga kerja yang sesuai dengan kebutuhan industri. Hal ini akan membantu mengurangi kesenjangan antara keterampilan yang dimiliki oleh lulusan dan tuntutan pasar kerja.
Apresiasi Terhadap Instruktur: Pahlawan di Dunia Pendidikan Vokasi
Menaker Yassierli memberikan apresiasi yang tinggi terhadap peran para instruktur di BPVP. Ia menilai para instruktur memiliki kedudukan penting, layaknya guru atau dosen dalam dunia pendidikan formal.
Menurut Menaker, para instruktur tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga membimbing dan mengarahkan peserta setelah pelatihan. Hal ini menunjukkan komitmen mereka dalam memastikan bahwa peserta pelatihan berhasil meraih pekerjaan dan mengembangkan karir mereka.
“Instruktur itu mirip seperti guru, dosen, pahlawan luar biasa dalam menghasilkan orang-orang yang memiliki kompetensi. Kita doakan mereka berkah hidupnya,” jelas Menaker.
Sertifikasi Kompetensi: Bekal Penting Selain Ijazah
Menaker Yassierli menegaskan bahwa di era saat ini, kemampuan praktis dan keterampilan teknis menjadi tolok ukur yang menentukan dan tidak kalah penting dibandingkan gelar akademik. Oleh karena itu, sertifikat kompetensi menjadi bukti yang memperkuat kemampuan seseorang dan meningkatkan daya saing di pasar tenaga kerja.
Sertifikat kompetensi menunjukkan bahwa seseorang telah memiliki keterampilan dan pengetahuan yang diakui oleh industri. Hal ini menjadi modal penting bagi mereka yang ingin bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif.
“Sertifikat kompetensi menjadi sesuatu yang penting selain ijazah. Jadi, ke depan basisnya ijazah plus sertifikat kompetensi,” pungkas Menaker Yassierli.