Waka DPR Cucun Ahmad Tinjau Keracunan MBG di Bandung Barat: Pengawasan Jadi Sorotan

Table of Contents

Waka DPR ke Bandung Barat Usai Siswa Keracunan MBG, Singgung Pengawasan Lemah


Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, melakukan kunjungan langsung ke Kabupaten Bandung Barat (KBB) pada Kamis, 25 September 2025. Kunjungan ini bertujuan untuk meninjau langsung dampak keracunan massal yang menimpa ratusan siswa setelah mengonsumsi Makanan Bergizi Gratis (MBG).

Kunjungan tersebut mencakup peninjauan ke dapur-dapur yang memproduksi MBG dan Posko Kesehatan Kecamatan Cipongkor. Tujuan utama adalah untuk memastikan penanganan kasus berjalan efektif dan mencari akar permasalahan yang menyebabkan kejadian tersebut.

Latar Belakang Kasus Keracunan MBG di Bandung Barat

Kasus keracunan massal yang melibatkan siswa di KBB menjadi sorotan utama. Insiden ini bermula dari sejumlah siswa yang mengalami gejala keracunan setelah mengonsumsi makanan bergizi gratis yang disediakan oleh program MBG.

Penyelidikan awal mengungkap bahwa keracunan terjadi di beberapa dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Hal ini memicu kekhawatiran akan standar keamanan pangan dan pengawasan yang diterapkan.

Kronologi Keracunan dan Dampaknya

Kasus keracunan pertama kali dilaporkan pada Senin, 22 September, dengan klaster SPPG Cijambu yang melibatkan 411 siswa. Selanjutnya, pada Rabu, 24 September, kasus baru muncul dari klaster SPPG Neglasari dengan 730 siswa yang keracunan.

Pada hari yang sama, klaster ketiga ditemukan di SPPG Mekarmukti, Cihampelas, dengan 192 siswa menjadi korban. Total keseluruhan siswa yang keracunan mencapai 1.333 orang, menunjukkan skala dampak yang signifikan.

Fokus Utama: Peningkatan Pengawasan dan Standar Operasional

Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan pentingnya peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG. Ia menyoroti bahwa lemahnya pengawasan dapat merusak program yang baik dan visioner.

DPR RI berkomitmen untuk memastikan penerapan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan oleh Badan Gizi Nasional (BGN). SOP ini mencakup seluruh tahapan, mulai dari penerimaan bahan pangan hingga distribusi makanan.

Baca Juga: DPR RI Diminta Introspeksi Diri Usai Demo: GAMKI dan Muhammadiyah Angkat Bicara

Upaya Pencegahan dan Peningkatan Keamanan Pangan

Langkah preventif yang disarankan adalah penyediaan alat uji pangan di setiap dapur SPPG. Selain itu, tes organoleptik (melihat, mencium, dan mencicip) wajib dilakukan sebelum makanan didistribusikan ke siswa.

Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi potensi masalah pada makanan sebelum dikonsumsi, sehingga meminimalkan risiko keracunan.

Peran Pemerintah dan Sinergi Lintas Sektor

Cucun mendorong penguatan program MBG melalui peraturan presiden (Perpres). Hal ini akan memperkuat sinergi antara BGN dengan Kementerian Pendidikan, Kementerian Kesehatan, dan BPOM.

Selain itu, ia menekankan bahwa penanganan kejadian luar biasa (KLB) ini seharusnya menjadi tanggung jawab nasional. Oleh karena itu, BGN perlu berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan untuk memastikan ketersediaan sumber daya.

Pembentukan Forum Komunikasi dan Tanggung Jawab Kolektif

Pembentukan forum komunikasi rutin antara sekolah, komite sekolah, dan SPPG dinilai penting. Forum ini akan berfungsi sebagai wadah pengawasan bersama dan memperkuat rasa tanggung jawab kolektif terhadap program MBG.

Tujuannya adalah menciptakan lingkungan yang lebih transparan dan akuntabel dalam pelaksanaan program.

Apresiasi dan Harapan ke Depan

Cucun Ahmad Syamsurijal menyampaikan apresiasi kepada masyarakat, tenaga kesehatan, sekolah, dan semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penanganan darurat. Ia mengakui bahwa solidaritas merupakan kekuatan bangsa.

Diharapkan kejadian ini menjadi pembelajaran berharga untuk meningkatkan kualitas dan keamanan program MBG di masa mendatang. Peningkatan pengawasan dan sinergi lintas sektor menjadi kunci utama.



Pertanyaan Umum (FAQ)

Siapa yang melakukan peninjauan ke lokasi keracunan MBG di Bandung Barat?

Wakil Ketua DPR RI, Cucun Ahmad Syamsurijal, melakukan peninjauan langsung ke lokasi keracunan MBG di Bandung Barat.

Kapan peninjauan dilakukan?

Peninjauan dilakukan pada Kamis, 25 September 2025.

Berapa total siswa yang mengalami keracunan MBG di Bandung Barat?

Total siswa yang mengalami keracunan MBG di Bandung Barat adalah 1.333 siswa.

Apa saja klaster keracunan yang teridentifikasi?

Klaster yang teridentifikasi adalah SPPG Cijambu, SPPG Neglasari, dan SPPG Mekarmukti, Cihampelas.

Apa yang ditekankan oleh Cucun Ahmad Syamsurijal terkait program MBG?

Cucun Ahmad Syamsurijal menekankan pentingnya peningkatan pengawasan terhadap pelaksanaan program MBG.

Baca Juga

Loading...