Pusat Kota Cirebon Terendam Banjir Hebat, Kini Berangsur Surut.

Table of Contents

RAKYATMEDIAPERS.CO.ID - Genangan air yang sempat melanda sejumlah wilayah di Kota Cirebon, Jawa Barat, dilaporkan berangsur surut pada Selasa (23/12) malam.

Kondisi di berbagai titik yang sebelumnya terdampak kini terpantau telah kembali normal, menandakan pemulihan pasca-bencana.

Banjir yang terjadi di penghujung tahun 2025 ini sempat menimbulkan kekhawatiran serius di kalangan masyarakat setempat dan otoritas daerah.

Meskipun demikian, koordinasi cepat antara berbagai pihak terkait berhasil mempercepat proses penanganan dan evakuasi.

Penanganan Situasi dan Laporan Kondisi Terkini

Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Bapak Andi Wibowo, mengonfirmasi bahwa genangan air di permukiman warga telah sepenuhnya surut.

Walaupun demikian, seluruh personel siaga masih disiagakan di lapangan untuk mengantisipasi potensi hujan lanjutan yang mungkin terjadi.

Beliau menambahkan bahwa "Alhamdulillah kondisi di titik-titik banjir sudah surut dan kondusif," sebagaimana dikutip dari laporan media setempat.

Pihaknya tetap menempatkan tim di beberapa lokasi krusial, menyusul informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengenai potensi cuaca ekstrem.

Informasi dari BMKG mengindikasikan bahwa wilayah Cirebon masih berpotensi mengalami hujan lebat dalam beberapa waktu ke depan.

Oleh karena itu, status kesiapsiagaan darurat tetap dipertahankan guna meminimalkan risiko dan dampak yang mungkin timbul.

Sebelumnya, Bapak Andi telah menjelaskan bahwa banjir sempat melanda beberapa Rukun Warga (RW) yang tersebar di tiga kelurahan berbeda.

Wilayah-wilayah yang paling terdampak meliputi RW 06 Penyuken dan RW 07 Pelandakan di Kelurahan Harjamukti, RW 03 di Kelurahan Kalijaga, serta RW 09 di Kelurahan Kesambi.

Dampak Banjir terhadap Infrastruktur dan Kehidupan Sosial

Tak hanya permukiman warga, banjir kali ini juga dilaporkan melanda Kecamatan Sumber, yang dikenal sebagai pusat kota dan pusat pemerintahan daerah.

Sejak siang hingga sore hari, luapan air menyebabkan genangan setinggi sekitar 80 sentimeter di sejumlah titik strategis di kawasan tersebut.

Salah satu dampak paling signifikan adalah lumpuhnya ruas Jalan Provinsi Cirebon-Majalengka yang vital.

Jalan tersebut tidak dapat dilalui oleh kendaraan, memaksa aparat kepolisian melakukan pengalihan arus lalu lintas guna mengurai kepadatan yang mengular panjang.

Penyebab utama banjir ini diidentifikasi sebagai meluapnya sejumlah sungai besar yang melintasi wilayah Kecamatan Sumber dan Kecamatan Talun.

Debit air sungai meningkat drastis setelah hujan deras mengguyur kawasan tersebut selama beberapa jam tanpa jeda, melebihi kapasitas sungai.

Selain merendam permukiman warga dan melumpuhkan akses jalan, banjir juga menimbulkan dampak serius pada sektor usaha dan ekonomi lokal.

Sebuah gudang penyimpanan barang milik salah satu toko serba ada (toserba) di Kecamatan Sumber dilaporkan hanyut tersapu arus banjir yang sangat deras.

Analisis dan Antisipasi Risiko Bencana di Masa Mendatang

Salah seorang warga setempat, Bapak Yudi Aji (34), memberikan kesaksian mengenai pengalaman dramatis saat banjir datang.

Beliau menuturkan bahwa "Air datangnya mendadak dan arusnya deras banget," menyebabkan barang-barang di dalam gudang toserba langsung hanyut.

Menurut kesaksian Bapak Yudi, peristiwa banjir akibat luapan sungai dengan intensitas separah ini merupakan yang pertama kali terjadi di lokasi gudang tersebut.

Fakta ini menggarisbawahi urgensi evaluasi menyeluruh terhadap sistem drainase dan manajemen DAS di wilayah Cirebon.

Kejadian ini menjadi pengingat penting bagi pemerintah daerah untuk terus meningkatkan kapasitas mitigasi bencana.

Langkah-langkah preventif, seperti normalisasi sungai dan pembangunan infrastruktur penahan banjir, menjadi sangat krusial.

Edukasi masyarakat mengenai kesiapsiagaan menghadapi cuaca ekstrem juga harus diintensifkan guna mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian materiil.

Sinergi antara pemerintah, lembaga terkait, dan masyarakat adalah kunci untuk membangun ketahanan wilayah yang lebih baik dalam menghadapi ancaman bencana alam di masa mendatang.

Meskipun kondisi di Cirebon telah berangsur pulih, kewaspadaan harus tetap dijaga mengingat peringatan dini dari BMKG.

Penanganan pasca-bencana dan perencanaan jangka panjang akan menjadi penentu keberhasilan Cirebon dalam menghadapi tantangan iklim di masa depan.

Baca Juga

Loading...