Kota Cirebon Terendam Banjir Setelah Hujan Sore, BPBD Turun Tangan.

Table of Contents

RAKYATMEDIAPERS.CO.ID - Curah hujan yang intens sejak sore hari telah mengakibatkan terjadinya genangan air yang meluas di sejumlah titik permukiman warga Kota Cirebon. Insiden banjir ini, yang dilaporkan pada Selasa, 23 Desember 2025 pukul 20:27 WIB, secara signifikan mengganggu aktivitas harian masyarakat setempat.

Kondisi ini memerlukan respons cepat dari berbagai pihak terkait guna meminimalisir dampak dan memastikan keselamatan seluruh warga. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Cirebon segera mengerahkan timnya untuk melakukan peninjauan langsung di lokasi kejadian.

Respons Cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)

Menyikapi situasi darurat ini, Kepala Pelaksana BPBD Kota Cirebon, Bapak Andi Wibowo, langsung memimpin operasi pemantauan dan penanganan banjir di Kelurahan Kalijaga. Keterlibatan langsung beliau menunjukkan keseriusan pemerintah kota dalam merespons bencana alam.

Bersama timnya, Bapak Andi membawa perahu karet untuk menyusuri area yang terendam, memastikan bahwa setiap warga yang terdampak dapat terpantau dan menerima bantuan yang diperlukan. Upaya ini merupakan langkah proaktif untuk menjamin keamanan dan kenyamanan penduduk di tengah kondisi yang tidak menentu.

Di Kelurahan Kalijaga, ketinggian air sempat mencapai angka 80 sentimeter, menciptakan situasi yang cukup mengkhawatirkan bagi penduduk. Beruntungnya, genangan air berangsur surut hingga mencapai 40 sentimeter, memberikan sedikit kelegaan bagi warga dan petugas.

Bapak Andi Wibowo menjelaskan bahwa timnya terus melakukan survei di berbagai lokasi terdampak untuk memantau perkembangan dan kondisi warga. Hingga saat ini, laporan menyatakan bahwa kondisi warga terdampak relatif aman, dengan harapan situasi akan terus membaik.

Dedikasi personel BPBD dalam menyusuri setiap sudut wilayah terdampak menunjukkan komitmen tinggi terhadap pelayanan publik. Mereka tidak hanya memantau ketinggian air, tetapi juga berkomunikasi langsung dengan warga untuk memahami kebutuhan mendesak mereka.

Pendekatan langsung ini sangat vital dalam situasi darurat, sebab memungkinkan identifikasi masalah secara real-time dan penyaluran bantuan yang lebih tepat sasaran. Proses evakuasi atau bantuan logistik dapat segera diimplementasikan jika ditemukan warga yang membutuhkan pertolongan khusus.

Identifikasi Wilayah Terdampak dan Tingginya Genangan

Banjir kali ini tidak hanya terpusat di satu area, melainkan menyebar ke beberapa kelurahan dan rukun warga (RW) di Kota Cirebon. Kelurahan Harjamukti, khususnya di RW 06 Penyuken dan RW 07 Pelandakan, menjadi salah satu titik yang parah terdampak genangan air.

Selain itu, RW 03 di Kelurahan Kalijaga dan RW 09 di Kelurahan Kesambi juga tidak luput dari dampak banjir, mengganggu mobilitas serta aktivitas sehari-hari ratusan keluarga. Skala dampak yang meluas ini menunjukkan adanya tantangan serius dalam manajemen air hujan di perkotaan.

Genangan air di Kelurahan Kalijaga, yang sempat mencapai ketinggian signifikan, menjadi indikasi bahwa sistem drainase mungkin tidak mampu menampung volume air hujan yang ekstrem. Peristiwa ini memaksa warga untuk beradaptasi dengan kondisi yang tidak biasa, seperti membatasi aktivitas di luar rumah.

Tingginya air di jalan-jalan permukiman juga menghambat akses kendaraan, menyebabkan terputusnya jalur transportasi lokal. Hal ini berdampak pada berbagai sektor, mulai dari pendidikan hingga perekonomian lokal, yang tidak dapat beroperasi secara optimal.

Dampak visual dari banjir tersebut adalah pemandangan rumah-rumah yang terendam dan jalanan yang berubah menjadi aliran sungai sementara. Situasi ini bukan hanya mengancam harta benda, tetapi juga berpotensi menimbulkan risiko kesehatan akibat sanitasi yang buruk.

Pihak berwenang kini fokus pada pengumpulan data lengkap mengenai jumlah rumah dan individu yang terdampak di setiap RW. Informasi ini krusial untuk perencanaan mitigasi jangka panjang dan perbaikan infrastruktur di masa mendatang, demi mencegah kejadian serupa terulang.

Upaya Penanganan dan Jaminan Keamanan Warga

Sebagai bagian dari respons berkelanjutan, tim BPBD Kota Cirebon bersama petugas terkait terus melakukan pemantauan intensif di seluruh wilayah yang terendam banjir. Mereka berkoordinasi secara aktif untuk memastikan bahwa setiap sudut area terdampak dapat terjangkau.

Petugas dengan sigap menyusuri rumah ke rumah, menggunakan perahu karet di beberapa lokasi, untuk memastikan kondisi setiap warga aman dan tidak ada yang terjebak. Metode ini sangat efektif dalam menjangkau area-area yang sulit diakses oleh kendaraan darat.

Kepala Pelaksana BPBD, Bapak Andi Wibowo, secara konsisten menekankan pentingnya keselamatan warga sebagai prioritas utama dalam setiap operasi penanganan banjir. Pernyataan ini memberikan jaminan kepada masyarakat bahwa pemerintah tidak akan tinggal diam dalam menghadapi bencana.

Survei ke beberapa lokasi warga terdampak terus dilaksanakan untuk mengidentifikasi kebutuhan mendesak dan memberikan respons cepat terhadap setiap situasi yang berkembang. Proses ini mencakup evaluasi kesehatan warga serta potensi kerusakan properti.

Meskipun kondisi warga terdampak dilaporkan aman pada saat ini, BPBD tetap mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap kemungkinan curah hujan susulan. Kesiapsiagaan adalah kunci dalam menghadapi dinamika cuaca ekstrem yang bisa terjadi kapan saja.

Dukungan dari berbagai elemen masyarakat juga diharapkan dapat memperkuat upaya penanganan bencana ini, menciptakan sinergi positif antara pemerintah dan warga. Kolaborasi ini esensial untuk membangun ketahanan kota terhadap ancaman bencana alam di masa depan.

Pemerintah Kota Cirebon berkomitmen untuk terus memantau perkembangan situasi banjir hingga kondisi benar-benar pulih dan stabil. Langkah-langkah preventif dan responsif akan terus dievaluasi demi meningkatkan efektivitas penanganan bencana di kemudian hari.

Harapan besar tersimpan pada upaya pemulihan yang cepat dan komprehensif, sehingga seluruh warga dapat kembali beraktivitas normal tanpa kekhawatiran yang berkepanjangan. Kejadian ini menjadi pengingat penting akan perlunya adaptasi terhadap perubahan iklim dan penguatan infrastruktur kota.

Baca Juga

Loading...