Viral Bobibos: Alternatif BBM, Pertamina Buka Peluang Kolaborasi Strategis
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5162732/original/025835500_1741930845-WhatsApp_Image_2025-03-14_at_12.29.01_8a88bc4e.jpg)
RAKYATMEDIAPERS.CO.ID - Inovasi di sektor energi terus bermunculan di Indonesia, salah satunya adalah Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos! atau yang akrab disebut Bobibos. Klaimnya sebagai alternatif Bahan Bakar Minyak (BBM) menarik perhatian banyak pihak, termasuk PT Pertamina (Persero).
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, menyatakan apresiasi tinggi terhadap berbagai inovasi bahan bakar. Beliau secara terbuka menyambut baik kehadiran Bobibos dan melihatnya sebagai potensi positif bagi kemajuan energi nasional.
Apresiasi dan Spirit Kolaborasi dari Pertamina
Simon Aloysius Mantiri menegaskan pandangannya yang positif terhadap inovasi seperti Bobibos. "Ya tentunya semua hasil baik atau semua inovasi yang diberikan oleh masyarakat ya kami sangat menyambut baik, itu kan bagus juga ya," ujarnya di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Senin, 10 November 2025.
Ia menampik anggapan bahwa inovasi bahan bakar alternatif merupakan pesaing bagi Pertamina. Simon menekankan pentingnya semangat kebangsaan dan kolaborasi demi kepentingan "merah putih", daripada melihatnya sebagai persaingan.
Pihak Pertamina, lanjut Simon, membuka lebar ruang kolaborasi dengan para inovator bahan bakar alternatif, termasuk pencipta Bobibos. Hal ini sejalan dengan visi Pertamina yang memiliki fokus ganda atau dual growth, yakni pada Fossil fuel dan low carbon business.
"Jadi harusnya apapun itu ya kita cari jalan kolaborasi, kan Pertamina juga ada dual growth, Fossil fuel dan low carbon business, nah mungkin bisa juga kolaborasi kan gitu," tambahnya. Simon juga mengajak semua pihak untuk melihat setiap pencapaian sebagai dorongan positif untuk bekerja lebih keras dan lebih baik, bukan sebagai ancaman.
Tanggapan Kementerian ESDM: Apresiasi dan Prosedur Ketat
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) juga turut angkat bicara mengenai ramainya pembahasan Bobibos sebagai alternatif BBM. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menyatakan apresiasinya terhadap inovasi anak bangsa tersebut.
Baca Juga: Shake Shack Singapore Berkolaborasi dengan Nae:um untuk Burger Korea Berkelas
Meski demikian, Laode mengingatkan bahwa untuk dapat benar-benar menjadi bahan bakar resmi yang layak digunakan, Bobibos atau bahan bakar alternatif lainnya memerlukan proses sertifikasi yang ketat dan panjang. "Saya tidak berani menyebut nama dan lain-lain. Saya juga tidak ingin mengurangi apresiasi saya terhadap inovasi anak bangsa," kata Laode di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, pada Jumat, 7 November 2025.
Proses Sertifikasi Bahan Bakar yang Memakan Waktu
Laode menjelaskan bahwa untuk menguji suatu produk dan memutuskan kelayakannya sebagai bahan bakar, dibutuhkan waktu minimal delapan bulan. Proses ini melibatkan serangkaian uji laboratorium yang komprehensif untuk memastikan standar keamanan dan performa.
Ia juga meluruskan kesimpangsiuran informasi yang beredar terkait status Bobibos. Meskipun ada pihak yang mengusulkan uji ke laboratorium milik Kementerian ESDM, hasil uji tersebut hanya berupa laporan hasil uji, bukan sertifikasi resmi. "Saya luruskan disini bahwa ini belum disertifikasi," tegas Laode.
Untuk mencapai status BBM resmi, diperlukan tahapan dan mekanisme yang jelas. Salah satu opsi yang bisa ditempuh adalah melalui kerja sama antara badan usaha inovator dengan Kementerian ESDM. "Bisa dikerjasamakan. Jadi badan usaha, kerja sama dengan kementerian ESDM, kita siapkan bagaimana mekanisme ujinya dan lain-lain, baru bisa seperti itu," jelasnya.
Laode juga menekankan bahwa inovasi bahan bakar alternatif semacam ini sudah banyak bermunculan sebelumnya. Namun, pemerintah tidak menanggapi satu per satu, melainkan fokus pada penyampaian prosedur legal dan baku agar suatu BBM dapat disahkan dan digunakan secara resmi oleh masyarakat.
Semangat inovasi yang ditunjukkan oleh Bobibos merupakan cerminan potensi besar Indonesia dalam pengembangan energi. Namun, kolaborasi yang kuat antara inovator, Pertamina, dan kepatuhan terhadap regulasi dari Kementerian ESDM menjadi kunci utama untuk mewujudkan bahan bakar alternatif yang aman, berkelanjutan, dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat.
Pertanyaan Umum (FAQ)
Apa itu Bobibos?
Bobibos adalah singkatan dari Bahan Bakar Original Buatan Indonesia, Bos!, sebuah inovasi bahan bakar yang diklaim sebagai alternatif dari Bahan Bakar Minyak (BBM) konvensional yang sedang viral di Indonesia.
Mengapa Pertamina membuka peluang kolaborasi dengan inovator Bobibos?
Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, melihat inovasi ini sebagai hal positif dan sejalan dengan visi Pertamina yang memiliki fokus ganda (dual growth) pada energi fosil dan bisnis rendah karbon. Kolaborasi dianggap sebagai cara untuk memajukan kepentingan energi nasional.
Berapa lama proses sertifikasi suatu bahan bakar alternatif agar bisa resmi?
Menurut Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, untuk menguji suatu bahan bakar hingga diputuskan layak atau tidak layak, diperlukan waktu minimal delapan bulan untuk proses sertifikasi yang komprehensif.
Apakah Bobibos sudah resmi disertifikasi sebagai BBM?
Belum. Laode Sulaeman telah meluruskan bahwa meskipun ada pihak yang mengajukan uji ke laboratorium Kementerian ESDM, hasilnya baru berupa laporan hasil uji, bukan sertifikasi resmi. Proses sertifikasi memerlukan tahapan lebih lanjut.
Bagaimana mekanisme inovator dapat bekerja sama dengan Kementerian ESDM untuk legalitas bahan bakar?
Badan usaha inovator dapat bekerja sama dengan Kementerian ESDM. Kementerian akan menyiapkan mekanisme uji yang diperlukan, dan setelah melalui prosedur tersebut, baru bahan bakar alternatif bisa dipertimbangkan untuk disahkan sebagai bahan bakar resmi.