Warga Yogyakarta Ubah Sampah Jadi Tabungan: Budidaya Maggot di Cokrodiningratan
![]()
Kota Yogyakarta terus berupaya mencari solusi inovatif dalam penanganan sampah. Salah satu terobosan menarik datang dari warga Cokrodiningratan, yang berhasil mengubah sampah rumah tangga menjadi sumber pendapatan melalui budidaya maggot. Inovasi ini mendapat apresiasi tinggi dari Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, yang hadir langsung untuk melihat perkembangan program tersebut.
Kunjungan Wawan Harmawan ke Cokrodiningratan dilakukan dalam rangkaian kegiatan Sambang Kampung di Kemantren Jetis pada Jumat, 22 Agustus. Kegiatan ini rutin digelar setiap pekan sebagai bentuk silaturahmi dan upaya pemerintah daerah dalam menyerap aspirasi serta melihat secara langsung perkembangan pembangunan di tingkat kampung.
Sambang Kampung: Sinergi Pemerintah dan Warga
Kegiatan Sambang Kampung diawali dengan apel pagi di halaman Kantor Kemantren Jetis pada pukul 06.30 WIB. Kemudian, rombongan melanjutkan kegiatan dengan bersepeda menyusuri potensi ekonomi lokal. Fokus utama kali ini bukan hanya UMKM, tetapi juga pengelolaan sampah dan kelompok tani sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan warga.
Dalam kesempatan tersebut, Wakil Wali Kota mengunjungi beberapa lokasi penting, termasuk Bank Sampah Jantra di Jalan Tentara Zeni Pelajar, Kelompok Tani Sumber Rejeki di Gowongan, dan Bank Sampah Dadi Mulyo di Cokrodiningratan. Kunjungan ini bertujuan untuk melihat secara langsung implementasi program pengelolaan sampah serta memberikan dukungan kepada masyarakat.
Kolaborasi Apik: Bank Sampah, Kelompok Tani, dan Maggot Mitra Dayoku
Inovasi yang paling menarik perhatian terletak di Kampung Cokrodiningratan, di mana tiga elemen berkolaborasi dalam mengelola sampah. Bank Sampah Dadi Mulyo, Kelompok Tani Dadi Mulyo, dan kelompok Magot Mitra Dayoku bekerja sama untuk mengolah sampah organik menjadi sesuatu yang bernilai.
Magot Mitra Dayoku mengembangkan sistem pengolahan sampah organik berbasis rumah tangga. Setiap keluarga mendapatkan satu boks maggot untuk mengurai sampah organik. Setelah dua minggu, maggot dipanen dan hasilnya ditabung, mirip dengan sistem tabungan sampah anorganik di bank sampah.
Wawasan Wakil Wali Kota tentang Inisiatif MAS JOS
Wakil Wali Kota Wawan Harmawan memberikan apresiasi tinggi terhadap inovasi ini, yang dianggap sejalan dengan semangat program MAS JOS (Masyarakat Jogja Olah Sampah) yang dicanangkan Pemerintah Kota Yogyakarta. Beliau berharap praktik baik ini dapat ditiru dan disosialisasikan ke wilayah lain.
Baca Juga: MG Perluas Jaringan: Dealer 3S Baru Resmi Hadir di Yogyakarta & Sukabumi!
Wawan Harmawan juga mendorong partisipasi aktif dari para pemangku wilayah, termasuk mantri dan lurah, untuk mendukung program budidaya maggot. Partisipasi aktif masyarakat sangat dibutuhkan untuk menjaga keberlanjutan program.
Peran Penting Ketua Kampung dan Magot Mitra Dayoku
Ketua Kampung Cokrodiningratan sekaligus Ketua Magot Mitra Dayoku, Anwar Surwantoro, menjelaskan bahwa kolaborasi ini merupakan terobosan baru dalam mengurai sampah organik. Selama ini, tabungan sampah lebih berfokus pada sampah anorganik.
Dengan adanya maggot, warga tidak hanya dapat menabung sampah organik tetapi juga membantu pemerintah mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal ini memberikan dampak positif ganda, baik bagi lingkungan maupun perekonomian warga.
Awal Mula dan Tantangan Budidaya Maggot
Program Magot Mitra Dayoku dimulai pada tahun 2024. Awalnya, pengolahan sampah dengan maggot dilakukan di satu sekretariat. Setelah melalui proses belajar dan uji coba selama setahun, program ini dikembangkan menjadi sistem berbasis rumah tangga.
Anwar mengakui bahwa program ini sempat menghadapi tantangan, seperti rasa geli, jijik, atau gangguan bau dari sebagian warga. Namun, setelah uji coba bersama delapan warga, program ini mulai berkembang pesat.
Perkembangan Program dan Harapan ke Depan
Saat ini, sudah ada 25 rumah tangga yang aktif dalam budidaya maggot. Panen dilakukan setiap dua minggu sekali, dan hasilnya dijual untuk membeli bibit baru. Hingga kini, sudah sembilan kali panen dilakukan, menunjukkan potensi yang cukup besar.
Anwar Surwantoro berharap, program ini dapat terus disosialisasikan agar semakin banyak warga yang terlibat. Dengan partisipasi aktif dari seluruh warga, diharapkan sampah dapat selesai dari sumbernya, dan kampung dapat berkontribusi langsung dalam mendukung program MAS JOS Pemerintah Kota Yogyakarta.