Sri Meliyana Kritik Anggaran Penyakit Menular Kemenkes: Perlu Perhatian Serius

RAKYATMEDIAPERS.CO.ID - Anggota Komisi IX DPR RI dari Fraksi Partai Gerindra, Sri Meliyana, menyuarakan kritik terhadap penanganan anggaran penyakit menular oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes).
Sri Meliyana menyoroti pentingnya penguatan anggaran untuk penanganan penyakit menular di Indonesia, mempertanyakan masuknya beberapa kebutuhan rutin ke dalam anggaran tambahan.
Kebutuhan Rutin Seharusnya Masuk Anggaran Utama
Dalam keterangannya pada Senin, 8 September 2025, Sri Meliyana menyoroti beberapa kebutuhan rutin yang seharusnya sudah dialokasikan dalam pagu anggaran utama Kemenkes.
Ia mencontohkan pentingnya ketersediaan rapid diagnostic test (RDT) untuk demam berdarah, vaksinasi HPV (Human Papillomavirus), serta program Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
"Demam berdarah itu penyakit langganan kita. Begitu juga BIAS dan vaksinasi HPV, mestinya sudah ada dalam pagu anggaran utama. Kok justru masuk ke anggaran tambahan?" ujar Sri Meliyana.
Pernyataan ini mencerminkan kekhawatiran terhadap efisiensi dan efektivitas pengelolaan anggaran kesehatan, terutama dalam penanganan penyakit yang kerap kali terjadi di Indonesia.
Pentingnya Ketersediaan Obat dan Vaksin
Sri Meliyana menekankan bahwa obat-obatan dan vaksin merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat. Ketersediaan obat dan vaksin yang memadai sangat krusial untuk menjaga kesehatan masyarakat dan mencegah penyebaran penyakit menular.
Kader Partai Gerindra ini juga menyoroti dampak buruk jika masyarakat tidak memiliki akses terhadap obat dan vaksin yang dibutuhkan, baik di tingkat pusat maupun daerah.
"Pasti kita butuh BIAS, pasti kita butuh reagen untuk penyakit yang sudah menjadi langganan Indonesia tiap musim. Jangan sampai kita tidak punya obat dan tidak ada vaksin, baik di pusat apalagi di daerah," tegas Sri Meliyana.
Pernyataan ini menggarisbawahi urgensi penyediaan obat dan vaksin yang berkelanjutan untuk melindungi masyarakat.
Konsistensi Perencanaan dan Antisipasi Kelangkaan
Sri Meliyana juga menekankan pentingnya konsistensi dalam perencanaan anggaran kesehatan untuk memastikan layanan kesehatan tidak terputus.
Ia mengingatkan pemerintah bahwa kelangkaan obat maupun vaksin dapat menimbulkan keresahan di masyarakat serta mengganggu upaya pengendalian penyakit menular.
"Kalau pusat tidak punya, daerah harus minta ke mana? Ini harus menjadi fokus penyediaan obat dan vaksin agar masyarakat terlindungi," ucapnya.
Pernyataan ini sekaligus menjadi pengingat bagi pemerintah untuk mengutamakan ketersediaan obat dan vaksin, serta mengantisipasi potensi kelangkaan yang dapat merugikan masyarakat.
Upaya Perbaikan dan Rekomendasi
Kritik yang disampaikan oleh Sri Meliyana memberikan sinyal bahwa perlu adanya perbaikan dalam perencanaan dan alokasi anggaran kesehatan.
Kemenkes diharapkan dapat lebih serius dalam mengelola anggaran, terutama untuk penanganan penyakit menular yang sering kali menjadi masalah kesehatan di Indonesia.
Dengan perencanaan yang matang dan ketersediaan anggaran yang memadai, diharapkan masyarakat dapat terlindungi dari berbagai penyakit menular dan mendapatkan akses terhadap layanan kesehatan yang berkualitas.
Penting bagi Kemenkes untuk memastikan bahwa kebutuhan rutin seperti RDT demam berdarah, vaksinasi HPV, dan program BIAS sudah termasuk dalam anggaran utama.
Selain itu, Kemenkes juga perlu meningkatkan koordinasi dengan pemerintah daerah untuk memastikan ketersediaan obat dan vaksin di seluruh wilayah Indonesia.
Dengan demikian, masyarakat dapat merasa aman dan terlindungi dari ancaman penyakit menular.
Sumber: https://news.detik.com/