KCN Siapkan Kompensasi Nelayan Marunda: Pemberdayaan Ekonomi Berkelanjutan
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5347583/original/083584100_1757680588-IMG_9286.jpeg)
PT Karya Citra Nusantara (KCN) tengah menyiapkan skema kompensasi bagi nelayan di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara yang terdampak pembangunan tanggul beton. Direktur Utama (Dirut) PT KCN, Widodo Setiadi, menyampaikan bahwa kompensasi ini dirancang dengan konsep pemberdayaan ekonomi berkelanjutan.
Skema ini diharapkan dapat memberikan solusi jangka panjang bagi para nelayan. Kompensasi ini direncanakan akan berlangsung hingga tahun 2027.
Fokus Pemberdayaan Ekonomi Nelayan Marunda
Widodo Setiadi menjelaskan bahwa KCN tidak hanya memberikan bantuan secara langsung, tetapi juga berfokus pada pemberdayaan ekonomi. Hal ini dilakukan agar para nelayan dapat mandiri dan meningkatkan pendapatan mereka secara berkelanjutan.
KCN telah melakukan berbagai program CSR, termasuk beasiswa, bantuan kesehatan, dan pelatihan bersertifikasi. Program-program ini menjadi bagian dari komitmen KCN terhadap masyarakat sekitar.
Beasiswa Pendidikan dan Pelatihan Bersertifikasi
Salah satu bentuk kontribusi KCN yang sudah berjalan adalah pemberian beasiswa kepada anak-anak nelayan Cilincing. Beasiswa ini bertujuan untuk mendukung pendidikan mereka di jenjang yang lebih tinggi, seperti Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) dan Institut Pertanian Bogor (IPB).
Syarat untuk mendapatkan beasiswa ini adalah prestasi akademik yang baik. Widodo menambahkan bahwa lulusan penerima beasiswa akan dijamin pekerjaan dan diwajibkan untuk membiayai pendidikan satu anak didik lainnya.
CSR Kesehatan dan Kerjasama dengan Biro Pelatihan
Selain beasiswa, KCN juga menyalurkan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) di bidang kesehatan. Perusahaan bekerja sama dengan RS Koja dan RS Cilincing serta membangun rumah autis melalui dukungan cagar budaya.
KCN juga bermitra dengan biro pelatihan untuk memberikan sertifikasi kepada warga sebelum memasuki dunia kerja. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan daya saing para nelayan.
Baca Juga: Israel Robohkan Pertahanan Qatar: Serangan Rudal Gemparkan Doha, Rafale & F-15QA Tak Berkutik
Mekanisme Kompensasi Masih Dalam Tahap Perumusan
Meskipun skema kompensasi telah direncanakan, mekanisme detailnya masih dalam tahap perumusan. Widodo Setiadi menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu data resmi dari Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta bersama Sudin terkait.
Data ini akan digunakan untuk menentukan besaran dan jenis kompensasi yang akan diberikan kepada para nelayan. KCN ingin memastikan bahwa kompensasi yang diberikan tepat sasaran dan efektif dalam meningkatkan kesejahteraan para nelayan.
Data Nelayan dan Kriteria Penerima Bantuan
Berdasarkan data sementara, terdapat sekitar 700 nelayan dengan 1.100 kapal di Cilincing. Namun, Widodo menegaskan bahwa hanya nelayan dengan identitas dan domisili resmi Jakarta yang akan masuk dalam skema bantuan.
Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa bantuan yang diberikan tepat sasaran dan tidak disalahgunakan. KCN akan melakukan verifikasi data dengan cermat sebelum menyalurkan kompensasi.
Proyek Tanggul Beton: Inisiatif Pemprov DKI
Widodo juga menjelaskan bahwa proyek tanggul beton bukan merupakan inisiatif swasta semata. Ide pembangunan tanggul ini berasal dari Pemprov DKI pada masa Gubernur Sutiyoso di tahun 2004, sebagai upaya kolaborasi dengan sektor swasta pasca krisis 1998.
Proyek ini bertujuan untuk melindungi kawasan pesisir dari abrasi dan rob. KCN berperan sebagai mitra swasta dalam melaksanakan proyek tersebut.
Harapan akan Kompensasi yang Memberdayakan
Widodo berharap bahwa kompensasi yang diberikan tidak hanya berupa bantuan uang tunai atau ikan. Ia menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi agar para nelayan dapat meningkatkan pendapatan dan kemandirian mereka.
KCN berkomitmen untuk terus mencari cara terbaik untuk memberikan kompensasi yang berkelanjutan dan bermanfaat bagi masyarakat pesisir Marunda, Cilincing.