Kemenag RI: Madrasah Siap Jadi Pusat Inovasi Pendidikan Islam Internasional

Table of Contents

Kemenag Akan Jadikan Madrasah Pusat Inovasi Internasional


JAKARTA – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengambil langkah strategis untuk memperkuat peran madrasah sebagai lokomotif pendidikan Islam di kawasan Asia Tenggara. Komitmen ini disampaikan dalam forum Knowledge Sharing Best Practice Madrasah MABIMS yang diselenggarakan oleh Direktorat Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah, Ditjen Pendidikan Islam, di Tangerang Selatan, Banten, pada tanggal 27 hingga 30 Agustus 2025. Langkah ini menandai babak baru dalam upaya Kemenag meningkatkan kualitas dan daya saing madrasah di tingkat internasional.

Forum bergengsi ini berhasil menghimpun perwakilan dari empat negara, yaitu Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia. Tujuan utama dari pertemuan ini adalah berbagi pengalaman dan praktik terbaik (best practice) dalam penyelenggaraan pendidikan madrasah. Selain itu, forum ini juga bertujuan untuk merumuskan strategi bersama guna menghadapi tantangan pendidikan global yang semakin kompleks. Kolaborasi antar-negara ini diharapkan dapat menghasilkan terobosan-terobosan signifikan dalam pengembangan madrasah di masa depan.

Madrasah: Lebih dari Sekadar Lembaga Pendidikan

Sekretaris Ditjen Pendidikan Islam, Bapak Arskal Salim GP, menegaskan bahwa madrasah memiliki peran yang jauh lebih besar daripada sekadar institusi pendidikan. Beliau menekankan bahwa madrasah adalah bagian integral dari perjalanan panjang bangsa Indonesia. “Madrasah telah mengalami transformasi yang luar biasa, dari yang sederhana hingga modern. Dari dinding kayu hingga layar digital interaktif, madrasah selalu menemukan cara untuk tetap relevan dengan perkembangan zaman,” ungkap Bapak Arskal pada Jumat, 29 Agustus 2025. Pernyataan ini mencerminkan semangat adaptasi dan inovasi yang terus dijunjung tinggi oleh madrasah.

Transformasi Progresif Madrasah di Era Digital

Bapak Arskal juga menyoroti transformasi progresif yang sedang terjadi di lingkungan madrasah. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dalam proses belajar mengajar, pengembangan kurikulum yang adaptif terhadap kebutuhan zaman, serta perluasan jejaring kerja sama lintas negara adalah beberapa contoh nyata dari perubahan tersebut. Hal ini menunjukkan komitmen madrasah untuk terus berinovasi dan mengikuti perkembangan dunia pendidikan global.

“Forum ini bukan hanya acara seremonial belaka, tetapi merupakan ruang strategis untuk menyatukan langkah dan memperkuat sinergi antar-negara. Madrasah harus tetap menjadi benteng nilai-nilai keislaman yang moderat, sekaligus menjadi pusat lahirnya inovasi-inovasi baru di bidang pendidikan,” tegas Bapak Arskal. Pernyataan ini memberikan penekanan pada pentingnya menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional dan semangat modernisasi dalam pendidikan madrasah.

Tiga Pilar Prioritas: Fondasi Madrasah Unggul

Lebih lanjut, Bapak Arskal menekankan bahwa tiga pilar prioritas yang ditetapkan oleh Menteri Agama menjadi fondasi utama dalam upaya menjadikan madrasah sebagai pusat inovasi. Ketiga pilar tersebut adalah Ekoteologi, Cinta Kemanusiaan, dan Madrasah Unggul Terintegrasi. Melalui penguatan tiga pilar ini, diharapkan madrasah tidak hanya mampu menjaga tradisi keislaman yang moderat, tetapi juga mampu tampil sebagai pusat inovasi yang siap bersaing di kancah global. Ini adalah visi besar yang ingin dicapai oleh Kemenag, yaitu menjadikan madrasah sebagai lembaga pendidikan yang berkualitas dan relevan dengan perkembangan zaman.

Dengan adanya komitmen yang kuat dari Kemenag dan dukungan dari berbagai pihak, madrasah di Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pusat inovasi pendidikan Islam yang diakui secara internasional. Langkah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan bagi kemajuan pendidikan Islam di Indonesia dan dunia.

Baca Juga

Loading...