Demo Ricuh di Polda Metro Jaya: Sejumlah Stasiun MRT Jakarta Ditutup
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/3115449/original/048204700_1588150538-20200429-Halte-MRt-Benhil-dan-Senayan-ditutup-TALLO-7.jpg)
Jakarta, Jumat (29/8/2025) malam, suasana di Jakarta memanas. Aksi demonstrasi yang berpusat di Polda Metro Jaya berujung ricuh, memaksa sejumlah stasiun Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta untuk ditutup sementara. Kericuhan ini merupakan imbas dari aksi unjuk rasa yang menuntut keadilan atas kematian seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, yang tewas tertabrak mobil rantis Brimob saat demo di DPR pada Kamis (28/8/2025).
Kabar penutupan stasiun MRT ini dilaporkan oleh Liputan6.com. Penutupan stasiun MRT dimulai dengan Stasiun Istora Mandiri, namun kemudian merembet ke stasiun lain seiring dengan eskalasi situasi di lapangan. Keputusan ini diambil sebagai langkah antisipasi untuk menjaga keamanan dan keselamatan penumpang serta petugas MRT.
Kronologi Kericuhan di Polda Metro Jaya
Demo yang awalnya berjalan damai berubah menjadi ricuh ketika massa mahasiswa mulai menembakkan petasan ke arah gedung Polda Metro Jaya. Petugas kepolisian, baik yang berseragam lengkap maupun yang berpakaian preman, menjadi sasaran tembakan petasan tersebut. Massa aksi juga membakar fasilitas umum di sekitar area Polda, seperti tiang listrik dan kamera CCTV, yang semakin memperparah suasana.
Kericuhan dipicu oleh insiden tewasnya Affan Kurniawan. Massa menuntut Kapolda Metro Jaya, Irjen Asep Edi Suheri, untuk bertanggung jawab dan meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mundur dari jabatannya. Selain itu, mahasiswa juga meminta pembebasan rekan-rekan mereka yang ditangkap. Kapolda Metro Jaya sempat menemui massa aksi, namun jawaban yang diberikan dinilai tidak memuaskan dan justru memicu kemarahan demonstran. Bahkan, Kapolda sempat dilempari botol saat berdialog dengan massa.
Penutupan Stasiun MRT dan Dampaknya
Penutupan stasiun MRT dimulai dengan Stasiun Istora Mandiri, kemudian merembet ke Stasiun Senayan Mastercard. Informasi penutupan ini juga disampaikan melalui akun X resmi MRT Jakarta pada Jumat (29/9/2025). Selain kedua stasiun tersebut, pintu masuk A, B, dan C Stasiun Bendungan Hilir, pintu B dan D Stasiun Setiabudi Astra, serta pintu E, C, dan Elevator GC 1 Tatapuri juga ditutup sementara. Pihak MRT mengimbau kepada seluruh pelanggan untuk menyesuaikan stasiun keberangkatan dan tujuan mereka.
Tuntutan Mahasiswa dan Upaya Penegakan Hukum
Massa aksi yang didominasi oleh mahasiswa menuntut keadilan atas kematian Affan Kurniawan. Mereka menuntut Kapolda Metro Jaya untuk bertanggung jawab dan meminta Kapolri mundur dari jabatannya. Mahasiswa juga meminta agar Polri menghentikan tindakan represif terhadap rakyat. Kematian Affan Kurniawan menjadi pemicu utama dari aksi demonstrasi ini.
Hingga berita ini diturunkan, belum ada informasi pasti mengenai kapan stasiun-stasiun MRT yang ditutup akan kembali dibuka. Pihak MRT menegaskan bahwa keamanan dan keselamatan pelanggan adalah prioritas utama mereka. Sementara itu, aparat kepolisian terus berupaya untuk mengendalikan situasi dan melakukan penegakan hukum terhadap pelaku kerusuhan.
Kericuhan ini menjadi pengingat akan pentingnya penyampaian aspirasi yang damai dan penegakan hukum yang adil. Diharapkan, semua pihak dapat menahan diri dan mencari solusi terbaik untuk menyelesaikan permasalahan ini.