Bebizie Kena Semprot Usai Liburan Mewah di Eropa, Klarifikasi dan Minta Maaf

Nama Bebizie, seorang penyanyi dangdut yang kini mengemban amanah sebagai anggota DPRD DKI Jakarta, menjadi sorotan publik. Unggahan terbarunya di media sosial memicu gelombang kritik dan hujatan dari warganet, khususnya terkait dengan momen liburannya di Eropa.
Pemilik nama asli Sari Sri Mulyati ini membagikan potret kebersamaannya dengan sang putri, Kayla, saat menikmati perjalanan ke benua biru. Sontak, hal ini memunculkan reaksi beragam dari masyarakat yang menganggapnya kurang peka terhadap situasi yang sedang berlangsung, terutama terkait dengan isu kenaikan tunjangan anggota dewan.
Respons Publik dan Klarifikasi Bebizie
Kritik yang bertubi-tubi memaksa Bebizie untuk buka suara dan memberikan klarifikasi. Melalui unggahan Instagram Story pada Selasa, 26 Agustus, Bebizie menyampaikan permohonan maaf atas kegaduhan yang timbul akibat postingannya. Ia menyadari bahwa unggahannya tersebut mungkin telah mengganggu dan memicu emosi publik.
Dalam klarifikasinya, Bebizie menjelaskan bahwa perjalanannya ke Eropa bukan semata-mata untuk bersenang-senang. Tujuannya adalah untuk menemani putrinya yang akan memulai pendidikan di Belanda. Ia menekankan bahwa kepergiannya telah mendapatkan izin dari fraksi dan DPRD DKI Jakarta.
Alasan Perjalanan ke Eropa dan Persiapan Jangka Panjang
Bebizie menjelaskan bahwa rencana untuk menemani putrinya kuliah di Groningen, Belanda, sudah disusun sejak lama. Persiapan untuk program double degree sang putri sudah dimulai sejak dua tahun sebelumnya. Keputusan untuk pergi ke Eropa juga didasari oleh kebutuhan untuk membantu sang putri yang baru pertama kali merantau ke luar negeri.
Lebih lanjut, Bebizie mengungkapkan bahwa ia mengajukan izin cuti selama 10 hari pada bulan Agustus, setelah putrinya dinyatakan lolos tes dan tanggal keberangkatan sudah ditetapkan. Di sana, ia mengaku turut mengurus berbagai keperluan putrinya, mulai dari urusan kampus hingga tempat tinggal.
Perjalanan Liburan dan Transportasi Umum
Meski mengakui menghabiskan waktu untuk berlibur di beberapa negara Eropa, Bebizie menegaskan bahwa ia dan putrinya memanfaatkan transportasi umum selama perjalanan. Mereka memilih menggunakan kereta api untuk berpindah dari satu negara ke negara lainnya, dengan jarak tempuh berkisar antara 3 hingga 4 jam.
“Saya ajak anak saya jalan sedikit karena memang di Eropa ke negara-negara lainnya cuma naik kereta dan hanya 3 sampai 4 jam buat pindah-pindah,” ungkap Bebizie. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun berlibur, Bebizie tetap berusaha memanfaatkan waktu dan anggaran secara efisien.
Kontroversi dan Ketidaktahuan Informasi
Bebizie mengaku tidak menyangka bahwa momen liburannya di Eropa akan memicu kontroversi. Ia mengaku tidak mengikuti perkembangan berita mengenai kenaikan tunjangan anggota legislatif. Kesibukannya mengurus keperluan sang putri membuatnya tidak sempat memantau pemberitaan di tanah air.
“Saya mungkin terlalu semangat dan senang pertama kali pergi sama anak saya ke Eropa dan sebagai bentuk melepas rindu dan membuat momen sama dia karena kami akan pisah dua tahun,” ujarnya. Ia menambahkan bahwa ia hanya ingin berbagi momen kebersamaan dengan putrinya, tanpa bermaksud menimbulkan polemik.
Aspek Finansial dan Penegasan Bebizie
Bebizie menegaskan bahwa seluruh biaya perjalanan ke Eropa ditanggung secara pribadi. Ia telah mempersiapkan anggaran tersebut jauh sebelum dirinya menjabat sebagai anggota dewan. Hal ini sekaligus membantah anggapan bahwa ia menggunakan fasilitas negara untuk kepentingan pribadi.
“Saya tidak menggunakan fasilitas negara sedikit pun. Boleh di-cross check, lagi pula saya hanya DPRD bisa apa saya bisa fasilitas apalah pakai uang gaji dan sebagainya,” tegas Bebizie. Pernyataan ini menunjukkan komitmennya untuk menjaga integritas dan transparansi dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat.
Klarifikasi Bebizie ini diharapkan dapat meredakan polemik yang timbul. Meskipun demikian, kasus ini menjadi pengingat bagi para pejabat publik untuk lebih bijak dalam beraktivitas di media sosial dan lebih sensitif terhadap isu-isu yang berkembang di masyarakat. Seperti yang tertulis dalam studi dari (nama organisasi), kesadaran akan citra publik sangat penting bagi pejabat publik untuk menjaga kepercayaan masyarakat.