Momen Haru Suporter Thailand Nyanyikan Lagu Dukungan untuk Timnas Indonesia U-23
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5295525/original/021474700_1753448178-1000317994.jpg)
Dunia sepak bola seringkali diwarnai rivalitas sengit, namun sesekali, ada momen-momen istimewa yang melampaui batas persaingan, menyoroti semangat persaudaraan dan sportivitas. Salah satu kisah paling mengharukan datang dari Viroon Vichianwattanachai, atau yang akrab disapa Paman Lim, seorang suporter setia Timnas Thailand.
Dalam ajang semifinal Piala AFF U-23 2025 yang mempertemukan Timnas Indonesia U-23 dan Timnas Thailand U-23 di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, Paman Lim menunjukkan gestur luar biasa yang menyentuh hati banyak pihak.
Meskipun ia datang untuk mendukung timnya, Gajah Perang, aksinya di akhir pertandingan mengirimkan pesan kuat tentang persatuan dan rasa hormat antarbangsa.
Dedikasi Lintas Batas Seorang Suporter Sejati
Kecintaan Paman Lim terhadap sepak bola dan tim nasional Thailand memang sudah tak diragukan lagi. Ia dikenal sebagai salah satu 'Gajah Perang' yang selalu hadir di mana pun timnya berlaga. Dedikasinya membawa ia terbang khusus dari Thailand ke Jakarta pada Kamis (24/7/2025) malam, semata-mata untuk menyaksikan pertandingan penting tersebut.
Ini bukanlah kali pertama Paman Lim menginjakkan kaki di Indonesia untuk mendukung tim kesayangannya; ia tercatat sudah lebih dari 20 kali datang, termasuk saat final Piala AFF 2016 di Stadion Pakansari.
Secara total, Paman Lim telah melakukan 'awayday' ke 21 negara, membuktikan bahwa jarak dan batasan geografis tak menjadi penghalang bagi semangat dukungannya yang membara.
Semangat Persahabatan di Lapangan Hijau
Sebelum pertandingan, Paman Lim sempat memberikan pandangannya tentang kekuatan kedua tim. Ia dengan jujur mengakui bahwa Timnas Indonesia U-23 sedikit lebih unggul dibandingkan tim Thailand U-23. Namun, sebagai seorang penggemar sepak bola sejati, ia juga memahami bahwa hasil pertandingan tidak selalu dapat diprediksi hanya dari kekuatan di atas kertas.
Ia bahkan membandingkannya dengan kejutan di Piala Dunia, di mana tim yang dianggap kurang diunggulkan bisa saja meraih kemenangan. Paman Lim memprediksi laga sengit yang mungkin akan berlanjut hingga perpanjangan waktu, di mana stamina menjadi penentu kemenangan. Prediksi ini mencerminkan pemahamannya yang mendalam tentang dinamika pertandingan, terlepas dari loyalitasnya.
Puncak dari momen mengharukan ini terjadi setelah pertandingan usai. Dengan suara lantang dan fasih berbahasa Indonesia, Paman Lim menyanyikan lagu dukungan yang didedikasikan khusus untuk Timnas Indonesia. Dengan lirik sederhana namun penuh makna, "Terima kasih terima kasih Indonesia... Dung dung dung! Satu bangsa!
", ia menyampaikan rasa hormat dan persahabatan kepada tuan rumah. Aksi spontan ini bukan hanya sekadar nyanyian, melainkan manifestasi nyata dari nilai-nilai persatuan dan sportivitas yang seharusnya selalu ada dalam olahraga.
Ini adalah pengingat bahwa di balik panasnya kompetisi, ikatan antar sesama pecinta sepak bola dan semangat "satu bangsa" dapat melampaui rivalitas di lapangan.