Jalan YB Mangunwijaya: Semarang Hormati Sang Humanis di TPA Jatibarang

RAKYATMEDIAPERS.CO.ID - Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng, meresmikan Jalan YB Mangunwijaya yang menjadi akses menuju Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Jatibarang pada hari ini.
Peresmian ini menjadi momen bersejarah, sebagai wujud penghormatan atas dedikasi Romo YB Mangunwijaya, seorang tokoh humanis yang menginspirasi banyak orang dengan semangatnya membela kaum marjinal.
Penghormatan untuk Romo Mangun di Lahan Sampah
Penamaan jalan ini bukanlah sekadar pemberian nama, melainkan sebuah simbol harapan yang ingin ditanamkan di kawasan yang selama ini identik dengan sampah.
Agustina Wilujeng menjelaskan bahwa langkah ini adalah bagian dari upaya Pemerintah Kota Semarang untuk mengabadikan semangat Romo Mangun, serta memberikan pesan moral agar semangat tersebut dapat menular di lingkungan yang seringkali dipandang sebelah mata.
"Pemberian nama jalan ini adalah upaya kecil dari Pemerintah Kota Semarang dalam memberikan penghargaan kepada Romo Mangun," ujar Agustina dalam keterangan tertulis, yang dirilis pada Kamis, 8 September 2025.
Lokasi jalan yang berada di sekitar TPA Jatibarang, menurut Agustina, justru sangat relevan dengan pilihan hidup Romo Mangun yang selalu berada di sisi masyarakat kecil, seperti yang ia lakukan di Bantaran Kali Code, Yogyakarta.
Romo Mangun: Inspirasi di Tengah Keterpinggiran
Agustina melanjutkan, "Seandainya Romo Mangun masih hidup, beliau tentu memilih berdiri dan membangun jalan ini menuju TPA.
Beliau selalu memilih berdiri di sisi yang tersisih, di tempat yang dianggap kumuh, namun justru di situlah ia menyalakan harapan."
Harapan besar juga disematkan pada pengelolaan TPA Jatibarang. Pemerintah Kota Semarang berupaya mengubah wajah TPA menjadi kawasan yang berkelanjutan, melalui implementasi ekonomi sirkular, sanitary landfill, hingga pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa).
Saat ini, Pemkot Semarang sedang menyiapkan tender internasional untuk mengubah sampah menjadi energi listrik.
"Saya berharap spirit ini tetap hidup di TPA Jatibarang, agar kawasan ini menjadi ruang yang bermakna, berkelanjutan, dan mampu menumbuhkan perekonomian masyarakat," tegas Agustina.
Apresiasi dari Keuskupan Agung Semarang
Vikaris Jenderal Keuskupan Agung Semarang, Romo FX Sugiyana, Pr., mewakili Uskup Agung Semarang Mgr Robertus Rubiyatmoko, menyampaikan apresiasi dan terima kasih atas penghormatan yang diberikan kepada Romo Mangun.
Menurut Romo Sugiyana, pemberian nama jalan di lokasi TPA adalah pilihan yang tepat dan sangat bermakna.
"Mungkin seandainya nama jalan itu ada di tengah kota besar, ada di tengah perumahan mewah, mungkin Romo Mangun malah tidak kerasan dan minta untuk dipindahkan. Tetapi berada di tempat ini, di jalan TPA ini, tentu ini justru sejalan dengan spirit dan passion Romo Mangunwijaya sendiri," jelas Romo Sugiyana.
Romo Sugiyana berharap, penetapan nama jalan ini dapat menghidupkan kembali semangat Romo Mangun yang konsisten berpihak kepada masyarakat kecil dan peduli pada lingkungan hidup.
"Semoga bukan hanya nama jalannya yang dikenal, tetapi juga semangat juang Romo Mangun menginspirasi masyarakat Kota Semarang," pungkasnya.
Mengenang Jejak Romo YB Mangunwijaya
Romo YB Mangunwijaya, seorang rohaniawan, arsitek, sastrawan, dan pejuang kemanusiaan kelahiran Ambarawa, telah meninggalkan warisan yang tak ternilai.
Karyanya dalam menata Kampung Kali Code Yogyakarta, yang mengantarkannya meraih SEA Write Award (1986) dan Aga Khan Award for Architecture (1992), menjadi bukti nyata komitmennya terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Selain itu, Romo Mangun juga dikenal gigih membela rakyat kecil, termasuk saat pembangunan proyek Waduk Kedungombo pada tahun 1980-an.
Peresmian Jalan YB Mangunwijaya di Semarang adalah pengingat bahwa semangat perjuangan dan kepedulian terhadap sesama akan selalu relevan, bahkan di tempat yang paling terpinggirkan sekalipun.
Sumber: https://news.detik.com/