Janji Nafa Urbach: Gaji untuk Rakyat, Cibiran Netizen Membanjiri

Table of Contents

Janji akan Alokasikan Gaji serta Tunjangan untuk Rakyat, Nafa Urbach Malah Dicibir


Nama Nafa Urbach kembali menjadi perbincangan publik. Hal ini bermula dari responsnya terhadap isu kenaikan gaji dan tunjangan rumah anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) yang mencapai angka fantastis, yaitu Rp50 juta per bulan. Namun, alih-alih mendapat dukungan, unggahan Nafa Urbach di media sosial, khususnya Instagram, justru banjir dengan kritikan pedas dari warganet.

Respons Nafa Urbach & Janji untuk Masyarakat

Menanggapi gelombang kritik tersebut, Nafa Urbach tidak tinggal diam. Ia secara terbuka menyampaikan janji untuk mengalokasikan seluruh gaji serta tunjangan yang diterimanya sebagai anggota dewan kepada masyarakat. Keputusan ini diambil sebagai bentuk komitmennya untuk memberikan dampak positif langsung kepada konstituennya.

Dalam sebuah siaran langsung yang diunggah ulang oleh akun @rumpi_gosip pada Rabu, 20 Agustus, Nafa Urbach menjelaskan beberapa hal yang melatarbelakangi keputusannya. Ia menyoroti fakta bahwa banyak anggota dewan tidak memiliki rumah jabatan dan harus menyewa tempat tinggal di sekitar kawasan parlemen. Ia juga mengungkapkan pengalamannya sendiri yang kerap terjebak kemacetan saat berangkat ke kantor dari kediamannya di Bintaro.

Kutipan Nafa Urbach:

"Anggota dewan itu tidak banyak rumah jabatan. Dikarenakan banyak sekali anggota dewan yang dari luar kota, maka dari itu, banyak sekali anggota dewan yang ngontrak di dekat Senayan supaya memudahkan mereka ke kantor," ungkap Nafa Urbach.

"Saya aja yang tinggalnya di Bintaro, macetnya luar biasa. Ini udah setengah jam di perjalanan, masih macet," tambahnya, menggambarkan realitas yang dialami oleh banyak warga.

Reaksi Netizen: Antara Harapan & Keraguan

Janji Nafa Urbach untuk mengalokasikan gaji dan tunjangannya kepada masyarakat, khususnya di daerah pemilihannya, menuai beragam respons. Meski mendapatkan apresiasi dari sebagian pihak, tidak sedikit pula yang meragukan komitmennya. Beberapa netizen bahkan menganggap janji tersebut sebagai 'omong kosong' belaka.

Kritik pedas terutama muncul dari mereka yang mempertanyakan kapabilitas Nafa Urbach dalam mengemban tugasnya sebagai wakil rakyat. Beberapa warganet bahkan meragukan kemampuannya untuk mensejahterakan para guru, menyoroti pengalaman pribadinya dan mempertanyakan rekam jejaknya dalam dunia pendidikan.

Komentar Netizen:

"Ngasih statement aja blunder mbak. Yakin bisa ngurus guru-guru?" demikian bunyi salah satu komentar netizen yang diunggah Nafa Urbach pada Instagram Storiesnya pada Rabu, 27 Agustus.

Tanggapan Nafa Urbach Terhadap Kritikan

Menghadapi berbagai kritik tersebut, Nafa Urbach memilih untuk bersikap terbuka dan mengakui bahwa tidak semua orang dapat langsung mempercayainya. Ia memahami adanya keraguan dan tuduhan pencitraan. Sebagai respon atas keraguan tersebut, Nafa Urbach meminta waktu untuk membuktikan janjinya melalui tindakan nyata dan transparansi.

Nafa Urbach juga memberikan detail rencana tindak lanjutnya. Ia berjanji akan mendata para guru di daerah pemilihannya (dapil 6) dan mempertimbangkan usulan dari masyarakat, termasuk pembayaran BPJS untuk lansia secara mandiri. Ia juga berjanji akan memulai programnya pada bulan berikutnya, memastikan bantuan tepat sasaran kepada mereka yang membutuhkan.

Rencana Nafa Urbach:

"Saya paham tidak semua orang bisa percaya, atau banyak yang akan bilang ini pencitraan. Saya akan buktikan lewat tindakan nyata dan transparansi. Beri saya waktu untuk mendata para guru di dapil 6 dan mungkin seperti tadi ada yang bilang BpJS untuk lansia untuk dibayarkan secara mandiri saya sangat setuju. Sabar yah, saya dan team dapil butuh waktu supaya yang menerima benarbenar orang yang membutuhkan dan kesulitan. Kita mulai ini bulan depan yah teman," tutur Nafa Urbach.

Sikap Terhadap Isu Gaji DPR & Perubahan Keyakinan

Selain janji untuk mengalokasikan gaji, Nafa Urbach juga menanggapi aspirasi masyarakat yang menginginkan penurunan gaji dan tunjangan anggota DPR. Ia berjanji akan menyampaikan aspirasi tersebut kepada rekan-rekannya di DPR. Ia juga memilih untuk mengambil langkah konkret dengan mengembalikan gajinya, sebagai bentuk tanggung jawab pribadi.

Sebagai respons atas cibiran netizen terkait perubahan keyakinannya sejak tahun 2023, Nafa Urbach menegaskan bahwa hal tersebut adalah keputusan pribadinya. Ia menekankan fokusnya pada perbuatan baik dan manfaat yang bisa ia berikan kepada masyarakat, terutama di dapilnya.

Pernyataan Nafa Urbach:

"Pilihan keyakinan adalah keputusan pribadi saya sejak 2023. Yang terpenting bagi saya sekarang adalah terus berbuat baik dan bermanfaat untuk masyarakat. Karena pada akhirnya, yang diingat bukan apa agama saya, tapi apa yang sudah saya lakukan untuk orang lain, terutama di dapil saya, dapil 6," jelas Nafa Urbach.

Konteks: Kenaikan Gaji DPR & Demonstrasi Masyarakat

Perlu diingat bahwa isu utama yang memicu reaksi masyarakat adalah kenaikan gaji dan tunjangan rumah anggota DPR RI yang mencapai Rp50 juta per bulan. Kenaikan ini memicu gelombang protes, yang puncaknya terjadi pada Senin, 25 Agustus, ketika masyarakat berbondong-bondong ke Gedung DPR RI untuk menyuarakan penolakan. Demonstrasi tersebut berakhir ricuh setelah aparat kepolisian berusaha membubarkan massa dengan gas air mata. Peristiwa ini mencerminkan ketidakpuasan publik terhadap kebijakan pemerintah dan wakil rakyat.

Peningkatan pengeluaran negara untuk kebutuhan wakil rakyat selalu menjadi perhatian serius bagi masyarakat. Kenaikan ini juga tidak lepas dari sorotan publik, terutama karena dianggap tidak sejalan dengan kondisi ekonomi masyarakat. Beberapa laporan dari lembaga penelitian menunjukkan bahwa tingkat kepercayaan publik terhadap lembaga negara, termasuk DPR, mengalami penurunan, yang menjadi tantangan bagi para wakil rakyat untuk meningkatkan kepercayaan publik.

Baca Juga

Loading...