Thailand Akui SUGBK 'Neraka Tandang' Jelang Semifinal Piala AFF U-23 Kontra Indonesia
:strip_icc():format(webp)/kly-media-production/medias/5294962/original/091757100_1753426328-SnapInsta.to_523144936_1283178553162979_2047566670970110161_n.jpg)
Menjelang laga krusial semifinal Piala AFF U-23 2025, suasana panas sudah terasa. Timnas Thailand U-23 akan menghadapi tantangan berat melawan tuan rumah, Timnas Indonesia U-23, pada Jumat, 25 Juli 2025, pukul 20.00 WIB. Pertandingan ini diprediksi berlangsung sengit di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta.
Menariknya, akun Instagram resmi tim nasional Thailand, @changsuek, secara terang-terangan menjuluki SUGBK sebagai "neraka bagi tim tamu". Julukan ini bukan tanpa alasan, mengingat reputasi stadion megah ini yang kerap menjadi mimpi buruk bagi lawan-lawan Garuda di kandangnya sendiri.
SUGBK: Simbol Keangkeran Sepak Bola Indonesia
Stadion legendaris ini memang memiliki aura intimidasi yang kuat. Dengan kapasitas mencapai 77.193 kursi, SUGBK selalu memancarkan energi luar biasa saat dipenuhi oleh puluhan ribu suporter setia Indonesia. Changsuek sendiri mengakui kebesaran stadion yang akrab disapa Stadion Senayan ini.
Dibangun antara tahun 1960 dan 1962, salah satu ciri khas arsitekturnya adalah atap baja melingkar raksasa yang dikenal sebagai 'Temu Gelang', merepresentasikan kesatuan dan kemegahan. Desain ini tidak hanya menambah keagungan struktur, tetapi juga berfungsi melindungi penonton dari sengatan matahari, menciptakan atmosfer yang nyaman namun tetap mengintimidasi bagi lawan.
Sebagai markas utama bagi berbagai ajang internasional Timnas Indonesia, SUGBK, yang namanya diambil dari Presiden pertama Indonesia, Soekarno, secara konsisten menjadi saksi bisu perjuangan tim Garuda. Sorak sorai suporter yang membahana, ditambah dengan koreografi spektakuler, seringkali membuat mental lawan menciut.
Tak heran jika tim sekelas Thailand pun merasakan tekanan khusus ketika harus bertanding di sini.
Kisah Manis Thailand di Tengah Aura Neraka SUGBK
Meski Changsuek menyebut SUGBK sebagai "neraka", sejarah mencatat bahwa Thailand sebenarnya memiliki rekor yang cukup membanggakan di stadion ini, terutama saat berhadapan dengan Indonesia. Tim Gajah Perang pernah meraih medali emas SEA Games ke-19 pada tahun 1997 setelah mengalahkan Timnas Indonesia melalui adu penalti dengan skor 4-2 di SUGBK.
Selain itu, pada gelaran Piala AFF (dulu Tiger Cup) tahun 2002, Thailand kembali mengukir sejarah manis dengan menundukkan Indonesia di final, lagi-lagi lewat drama adu penalti dengan skor serupa 4-2, juga di markas Garuda ini.
Ini menunjukkan bahwa meskipun SUGBK adalah medan perang yang menakutkan, Thailand pernah menemukan cara untuk menaklukkannya.
Pengakuan Thailand atas keangkeran SUGBK jelang semifinal Piala AFF U-23 2025 ini menambah bumbu persaingan antara kedua tim rival abadi di Asia Tenggara. Apakah SUGBK akan kembali menjadi "neraka" yang sesungguhnya bagi tim tamu, ataukah Thailand akan kembali membuktikan bahwa mereka mampu menaklukkan tekanan dan mengulang sejarah manisnya?
Publik sepak bola menantikan laga seru ini, di mana mental dan strategi akan diuji di bawah tekanan puluhan ribu suporter Indonesia.